This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Kamis, 19 November 2015

BAGIAN UTAMA MESIN 2 TAK

Bagian Utama Mesin Diesel 2 – Tak Diameter Besar Dan Fungsimya

Untuk mesin 2 – tak dengan diameter silinder besar, dipakai dikapal-kapal besar, ada 2 tipe berdasarkan tipe torak yang dipakai.













Double Acting Type

Keterangan :
  1. Torak Trunk
  2. Batang Torak
  3. Batang Penggerak 
  4. Kepala Silang ( Cross Head )


Single Acting

Keterangan :
  1. Torak Pendek
  2. Batang Torak
  3. Batang Penggerak
  4. Kepala Silang ( Cross Head )


Single Acting
Keterangan Gambar :

Torak Trunk ( Panjang )
Batang Torak

Selanjutnya untuk pemasukan atau pengisian udara baru, dimana dimesin 2 – tak disebut “ PEMBILASAN ” melalui pintu pembilasan. 

Untuk pengeluaran gas bekas dari dalam silinder bisa melalui 
  • Katup Pembuangan
  • Pintu Pembuangan

Bagian - Bagian Utama Motor Diesel 2 Tak Dan Fungsinya

Katup Pembuangan – Exhaust Valve
Digunakan Untuk mengatur pengeluaran gas bekas dari dalam silinder, setelah langkah usaha.

Mekanisme Pembukaan Katup Pembuangan 
Mekanisme pembukaan katup pembuangan terdiri dari :
a. Tuas
b. Batang Penekan
c. Nok
d. Poros Nok
auto;" width="320"> Pengabut – Fuel Oil Valve
  1. Pengabut 
  2. Jarum Pengabut 
  3. Pompa Bahan Bakar 
  4. Tekanan Tinggi 
  5. Nok 
  6. Poros Nok


Untuk bisa mengabutkan bahan bakar minyak, menjadi bagian yang kecil, halus seperti kabut, adalah fungsi pengabut 

Agar bisa mengabut, pemasukan bahan bakar ke pengabut harus bertekanan tinggi ± 250 kg/cm2, adalah fungsi pompa bahan bakar tekanan tinggi.

Piston

Menerima transfer energi dari gas panas, selanjutnya dipakai usaha mekanik.
Melakukan kompresi atau pemampatan udara Gerak naik turun torak dirubah menjadi gerak putar diporos engkol.
Pembakaran, sampai dengan ± 30 kg/cm2.
Untuk tugas-tugas diatas, ruangan torak bekerja harus kedap dari kebocoran, untuk itu torak harus dilengkapi dengan pegas torak.

Batang Torak Tanpa Kepala Silang


Batang torak diikat ditorak pena torak, sisi lainnya diikat dipena engkol dengan metal jalan dengan baut-baut pengikatnya 
Meneruskan gerakan torak ke poros engkol. 
Dalam hal ini untuk tipe torak trunk ( panjang ) tanpa kepala silang ( crosshead )



1. Torak

2. Batang Torak

3. Kepala Silang

4. Batang Penerus

5. Pena Engkol

· Meneruskan gerakan ke
kepala silang, selanjutnya oleh batang penerus (Connecting rod ) diteruskan ke pena engkol. Gerak naik turun torak selanjutnya dirubah gerak putar poros oleh pena engkol.




1. Penutup Silinder

2. Pengabut

3. Lubang Pendingin

· Penutup silinder, sehingga saran proses usaha lebih kedap

· Pada penutup inilah diletakkan pengabut, katup pembuangan, katup udara start, dll.




1. Pintu Pembilasan

2. Pintu Pembuangan

3. Lubang – lubang Pelumasan Pelapis Silinder

4. Ruang Pendinginan Pelapis Silinder

Sarana lintasan kerja torak turun – naik, dalam rangka transfer energi dari gas pembakaran secara mekanik.
Pada silinder ini terdapat pintu pembilasan, sehingga udara bilas yang dihasilkan dari pompa-pompa bilas masuk kedalam silinder.







Keterangan Gambar :

1. Turbin

2. Blower

3. Gas Bekas Masuk

4. Gas Bekas Keluar

5. Udara Masuk

6. Filter Udara

7. Udara Bilas Keluar

8. Poros Turbocharger


Salah satu pompa bilas, yang dalam mendapatkan energi untuk kerja mekaniknya didapat dari panas yang dikandung gas bekas mesin itu sendiri.

MACAM MACAM PROPELLER

1. Propeller Biasa

Propeller dengan pitch tetap (fixed pitch prop-eller) Propeller dengan langkah tetap (fixed pitchpro-peller , FPP) biasa digunakan untuk kapal besar dengan rpm relatif rendah dan torsi yang dihasilkan tinggi, pemakaian bahan bakar lebih ekonomis, noise atau getaran minimal, dan ka-vitasi minimal, biasanya di desain secara indi-vidual sehingga memiliki karakteristik khusus untuk kapal tertentu akan memiliki nilai effisi-ensi optimum.

Propeller dengan pitch yang dapat diubah (con-trollable pitch propellers) Propeller dengan pitch yang dapat diubah-ubah, (controllable pitch propeller, CPP) merupakan baling-baling kapal dengan langkah daun pro-pellernya dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan misal untuk rpm rendah biasa digu-nakan pitch yang besar dan rpm tinggi digunakan pitch yang pendek, atau dapat digunakan untuk mendorong kedepan dan menarik kapal mundur ke belakang, sehingga hal ini dapat menciptakan pemakaian bahan bakar seefektif mungkin.

 

Propeller yang berpadu dengan rudder (Integra-ted propeller & rudder)
Propeller yang terintegrasi dengan rudder, IPR merupakan propeller yang hubnya dihubungkan dengan rudder, ini adalah pengembangan terbaru dari propulsi kapal. Kondisi ini menyebabkan arus air dari propeller yang melewati rudder akan memberikan peningkatan pengendalian dan pengaturan rudder, sehingga di peroleh penuru-nan pemakaian bahan bakar. (improved steering and control, and also reduces fuel consumption)

 
Integrated propeller & rudder

Propeller dengan bolt yang dapat diatur (adjustable bolted propeller).

Jenis propeller ABP, ini merupakan pengem-bangan FPP, dimana daun baling-balingnya dapat dibuat secara terpisah kemudian dipasang pada boss propeller dengnan baut, sehingga dapat distel pitchnya pada nilai optimum yang akan dicapai (allows the most efficient blade matching for optimum efficiency while simpli-fying the installation process), dengan pembua-tan daun secara terpisah ongkos pembuatan dapat ditekan (butuh satu cetakan/mold daun propeller) termasuk pengirimannya.

 
adjustable bolted propeller

2. Azzimuth thrusters

Azimuth thruster digunkan untuk mempermudah kapal
dalam manuver, namun pemakan alat penggerak dengan posisi berada di bagian atas sehingga memberi tempat yang lebih lapan untuk menempatkan penggerak utamanya, baik berupa motor diesel atau motor listrik.


Azzimuth thrusters

3. Electrical pods

Penggunaan propulsi motor listrik mulai dari 5 sampai dengan 25 Mwatt, mengantikan penggu-naan propeller dengan poros dan rudder kon-vensional. Teknologi Pod, memungkinkan untuk menenpatkan propeller pada daerah aliran air yang optimal (hydro-dynamically optimised). Pod propeller diadopsi dari Azimuth Propeller, dengan menempatkan electro motor di dalam pod diluar dari badan kapal.

Electrical pods

4. Tunnel thrusters

Propeller yang ditempatkan didalam terowongan ini biasa digunakan untuk tujuan manuver (Strens/Bow Thruster), sehingga mempermudah kapal untuk manuver terutama di pelabuhan.


 Tunnel thrusters

5. Waterjets

Propulsi kapal menggunakan pompa yang me-ngisap air pada bagian depan dan mendorongnya kebagian belakang sehingga kapal dapat ber-gerak kedepan dengan prinsip momentum. Peng-gerak ini lebih effisein digunkan untuk kapal dengan kecepatan diatas 25 knots dengan power engine 50 KWatt sampai 36 MWAtt

Waterjets

6. Voith Scneider Propeller

Voith Schneider Propeller merupakan bentuk propulsi kapal dengan menggunakan daun ver-tikal yang diputar seperti disk, dimana setiap daun dapat menghasilkan daya dorong pada ka-pal. Sistem ini bekerja mirip pengendali langkah balig-baling helicopter (colective pitch control). 

Roda gigi dalam mekanisasi propulsi ini, saat berputar dapat merubah sudut serang dari tiap daun propeller (berbetuk hydrofoil) sehingga tiap daun baling-baling akan menghasilkan daya dorong (thrust) pada berbagai arah, menyebab-kan kapal tidak butuh rudder lagi.

KLASIFIKASI MESIN DIESEL

Klasifikasi Mesin Diesel Dan Definisi-Definisi

Mesin diesel adalah termasuk pesawat kalor, yaitu pesawat yang merubah energi potensial berupa panas mejadi usaha mekanik 

Mesin diesel adalah pesawat pembakaran dalam ( Internal Combustion Engine ), karena didalam mendapatkan energi potensial ( berupa panas ) untuk kerja mekaniknya diperoleh dari pembakaran bahan bakar yang dilaksanakan didalam pesawat itu sendiri, yaitu didalam silindernya. 

Mesin diesel adalah motor bakar, dimana proses pembakaran bahan bakar terjadi akibat proses kompresi / penekanan udara didalam silinder ( 30 s/d 40 Kg/cm2 dengan suhu 600 s/d 800 °C ) untuk kemudian bahan bakar disemprotkan dalam bentuk kabut kepada udara yang bersuhu dan bertekanan tinggi tersebut 

Sebagai Mesin Penggerak Utama Kapal, mesin diesel lebih menonjol dibandingkan jenis Mesin Penggerak Utama Kapal lainnya, terutama :
  • untuk rute pelayaran antar pulau ( Interinsulair ), rute pelayaran yang sempit  ( sungai ) dan ramai, karena pada saat olah gerak mesin kapal, mesin mudah dimatikan dan mudah dijalankan kembali. 
  • Konsumsi bahan bakar lebih hemat 
  • Lebih mudah dalam mengoperasikannya
Klasifikasi Mesin Diesel :
Mesin diesel diklasifikasikan sebagai berikut 


Menurut jumlah silinder 

1. Silinder 1, tunggal

2. Silinder lebih dari 1, banyak

Menurut putaran 

1. Putaran Rendah ( Low Speed ) < 1000 RPM

2. Putaran Menengah ( Intermediate Spped ) 1000 – 2500 RPM

3. Putaran Tinggi ( Hig Speed ) 2500RPM keatas

Menurut susunan posisi silinder 

1. Tipe Berdiri – In Line

2. Tipe V

3. Tipe Horizontal

4. Tipe Berlawanan – Opposed Type

5. Tipe Radial

Menurut jumlah langkah per siklus 

1. Mesin 2 tak – 2 strokes

2. Mesin 4 tak – 4 strokes

Menurut tipe torak 

1. Tipe torak “ trunk “

2. Tipe crosshead

Menurut tipe mesin dan arah putaran 

1. Mesin sebelah kiri, arah putaran berlawanan jarum jam

2. Mesin sebelah kiri, arah putaran searah jarum jam

3. Mesin sebelah kanan, arah putaran searah jarum jam

4. Mesin sebelah kanan, arah putaran searah jarum jam.


Kualitas Mesin Diesel adalah Sebagai Berikut :

1. Menurut Silinder 


2. Mesin Diesel Menurut Putaran


Mesin Diesel Putaran Rendah – Low Speed 

Mesin Diesel Putaran Rendah – Low Speed 


Mesin Diesel Putaran Menengah – Intermediate Speed

Mesin Diesel Putaran Tinggi – High Speed
Menurut Susunan Posisi Silinder

Gambar Skema Mesin Diesel Type Horizontal

Gambar Skema Mesin Diesel Type Radial

Gambar Skema Mesin Diesel Type Berlawanan Opossed

Gambar Skema Mesin Diesel Type Berdiri - Inline Type
3. Menurut Jumlah langkah Per Siklus Pembakaran
In line type dan V type

Mesin Diesel 2 tak - Two Stroke

 Gambar Skema Mesin Diesel 4 Langkah 4 Stroke
4. Mesin Diesel Menurut Type Torak















  1. Torak Trunk
  2. Torak Pendek
  3. Torak Trunk 
  4. Kerja Tungal
  5. Kerja Ganda
  6. Kerja Ganda 
  7. Kepala Silang
  8. Kepala Silang
5. Menurut Tipe Mesin Dan Arah Putaran



Istilah Dalam Motor Diesel Kapal


Beberapa Definisi 

Mesin Dua Tak 

Mesin Dua Tak  Adalah mesin dimana satu kali putaran poros engkol, mesin menghasilkan satu kali usaha. 

Mesin Empat Tak 

Mesin Empat Tak  Adalah mesin dimana dua kali putaran poros engkol, mesin menghasilkan satu kali usaha. 

Titik Mati Atas 
  1. Posisi dimana torak tertinggi. 
  2. Posisi dimana volume silinder terkecil 
  3. Posisi dimana torak – pena engkol – poros engkol terletak pada satu gari lurus. 
Titik Mati Bawah ( TMB ) 
  1. Posisi dimana torak terendah 
  2. Posisi dimana volume silinder terbesar 
  3. Posisi dimana torak – poros engkol – pena engkol terletak pada satu garis lurus 
Langkah Torak ( S ) 

Langkah Torak ( S )  Adalah lintasan yang ditempuh torak antara titik Mati Atas hingga Titik Mati Bawah, atau sebaliknya dari Titik Mati Bawah hingga Titik Mati Atas.

Volume Langkah ( Vs ) 
Volume Langkah ( Vs ) Adalah isi / volume silinder sepanjang jarak dari TMA sampai dengan TMB. Langkah volume dihitung dari luas penampang torak dikalikan dengan langkah torak, atau

                     Vs = Ï€ r. S
                              karena D = 2r
                                           r  = ½ D; maka
                                          Vs = ¼ Ï€ D2 . S



Ruang Kompresi ( Vc ) 

Seperti diketahui pada saat mesin Diesel melakukan langkah kompresi, maka udara yang berada dalam silinder akan dimampatkan hingga pada posisi dimana torak mencapai TMA. 
Volume silinder diatas torak pada kedudukan TMA disebut Ruang Kompresi (Vc). 

Lipat Kompresi ( ∑ ) 

Perbandingan antara volume silinder diatas torak pada saat awal langkah kompresi dengan volume silinder diatas torak pada akhir langkah kompresi disebut Lipat Kompresi atau Perbandingan Kompresi. 

Dengan demikian 



                                          ∑ = Vs + Vc
                                                     Vc



RPM ( Revolution n per minute ) 

RPM ( Revolution n per minute )  Adalah banyaknya putaran yang dihasilkan mesin tiap menitnya. Misalkan RPM = n, berarti tiap menitnya mesin menghasilkan putaran sebanyak n kali. 

Kecepatan Torak Rata – Rata ( Cm ) 

Apabila langkah torak = s meter, maka satu kali putaran poros engkol jarak yang ditempuh torak = 2.S meter.

Definisi kecepatan adalah jarak per satuan waktu 

Dengan demikian apabila suatu motor dengan RPM = n ; berarti selama 1 menit membuat n kali putaran poros engkol, sedangkan jarak yang ditempuh torak selama itu = 2.S.n meter / menit

Atau kecepatan = 2.S.n meter / detik ; harga ini
                                         60 


disebut kecepatan torak rata-rata ( Cm )

Cm = 2.S.n m/det 
       60


Mesin Kerja Tunggal – Single Acting 

Mesin dimana usaha hanya dihasilkan dari sisi atas torak saja

Mesin Kerja Ganda – Double Acting 

Mesin dimana usaha dihasilkan baik dari sisi atas maupun sisi bawah torak

PERALATAN PENCEGAHAN PENCEMARAN

Peralatan Pencegahan Pencemaran




A. OIL DISCHARGE MONITORING ( ODM ) 
1. Peralatan Oil discharge Monitoring 
Alat ini digunakan untuk memonitor dan mengontrol pembuangan ballast di kapal tangker yang disesuaikan dengan peraturan dan persyaratan. Oil Discharge Monitoring terdiri dari : 
a. Oil content meter, meter suplly dan homogenizer ( oilcon ) 
b. Flow rate indicating System 
c. Control section, recording device dan alarm ( central control unit . CCU ) 
d. Overboard discharge control 
e. Ship’s log 
2. Fungsi dan sistem Oil discharge Monitoring 
a. Ballast dibuang melalui overboard discharge dan diulur melalui Measurement cell dai oilcon, hasil pengukuran ini akan dirubah ke signal listrik dan digunakan sebagai petunjuk pada control box yang terletak di cargo control room. 
Besarnya jumlah buangan ballast yang melalui overboad discharge dideteksi oleh orifice flow meter yang ditempatkan pada discharge line hasil tersebut dirubah ke pnemautik signal dan diteruskan ke P/E conventer dicargo room. Untuk pencatatan kecepatan kapal didapatkan dari shiplog
b. Dari ketiga pencatatan diteruskan ke CCU dan kemudian dihitung. Jumlah buangan minyak yang langsung = 

Oil content meter ( ppm ) X Flow Rate ( m3 / h ) X 103 ( L / nm ) 
Ship’s speed ( Knots ) 

Jumlah Minyak yang terbuang = 
Oil content meter ( ppm ) X Flow Rate ( m3 / h ) X 103 ( L / nm ) 
c. CCU ( Central Control units ) mengeluarkan tanda jika kondisi sesuai dengan peraturan tanda di CCU berhenti dan membunyikan alarm jika kondisi melampaui batas.
d. Overboard discharge valve dan resirkulasi valve ke slop tank langsung bekerja secara otomatis mengikuti tanda dari CCU. Dan pada waktu pengoperasian harus dalam kondisi yang baik 
3. Prinsip / Metode Kerja peralatan ODM 
a. Oil content Meter, meter suplly pump dan homogenizer ( oilcon ) 
1. Prinsip kerja 
Teknik pengukuran yang dipakai do oilcon pada scattered light ( Pancaran sinar ) 
Cahaya melewati sebuah cell pencatat, jika air tidak mengandung minyak maka cahaya langsung melalui cell dan jika air mengandung minyak maka cahaya akan membuat sudut yang berbeda, besarnya sudut tergantung pada densirty dan jumlah minyak yang dibuang dan gelombang radiasi. Pada gambar ditunjukan karakter kurva untuk direotlight ( IO ) dan scattered light ( LS ) sebagaimana kenaikan konsentrasi minyak. Hal tersebut ditunjukan Ls bertambah secara lancer tapi mencapat maksimum konsentrasi minyak. 
Pencapaian tertinggi karena pertambahannya didalam altenuation blocking keluar di scattered light pada konsentrasi tinggi, oleh karena itu konsentrasi dengan minyak pada contoh dapat diukur dengan mendeteksi kemampuan ID dan IS. 
2. Metode Kerja 
Contoh air yang diambil dari proble di line pembuangan dialirkan ke dalam skid melalui sample line dan sample valve. Contoh air diisap dan dibuang ke dalam measurement cell oleh sebuah sample pump. Pada sudut pancaran sel pengukuran dipancarkan melalui optical fibre ( Serat optic ) air optopneumatik box. Sinar langsung dan terserai melalui contoh air diteruskan lagi ke dalam opto pnemautik box melalui serat optic, yang mana kadar kandungan minyak diukur. Disini oil – oil content signal dirubah kedalam electric signal pada opto pneumatic box dan ditunjukan pada control box dicargo control room. 
Contoh air yang melalui sel pengukuran mengalir keluar dari skid melalui sample discharge line. Olicon mengukur terus menerus kadar minyak dengan contoh dari air yang mengadung minyak. Sebelum dan sesudah pengambilan contoh sample line diflusing disimpan didalam probeline dan untuk digunakan flushing kembali skip sample inlet, samping probeline dan untuk selanjutnya dialirkan dari skip sample outlet ke slop tank line. Pengaliran ini bekerja secara otomatis dan juga secara manual jika dikehendaki. 
Selanjutnya untuk membersihkan jendela sebuah pompa dipasang di skid untuk membersihkan optical path oleh semprotan air tawar sepanjang pengambilan contoh ( kira – kira 3 menit ). Pembersihan ini dapat secara manual oleh switch. Oilcon memberikan kalibrasi secara langsung, Optical intensity level untuk penetapan secara langsung dari tanda seblum percontohan. Crude oil balack select oil ke posisi yang dikehendaki. 
3. Cara penampatan 
Cara penempatan sebagai berikut : 
a. Peralatan listrik tidak boleh ditempatkan dikamar pompa semua peralatan listrik ditempatkan daerah tidak berbahaya
b. Peralatan – peralatan sebagai berikut menembus melalui sekat antara engine room dan pump room : sample, optical fibre untuk memancarkan signal optic antara optipneumatik box dan measurement cell, pneumatic signal pipings untuk valve drive. 
c. Peralatan ini ditempatkan sesuai dengan permintaan dari biri klasifikasi 
4. Fungsi bagian dari alat dalam oil content meter 
a. Sampling Pump 
Mengambil contoh air ballast, Air cucian tangki dari pipa pembuangan dikirim melalui tabung detector, dan sebagai tempat pembilasan pipa – pipa ODM dengan air tawar, sebelum atau sesudah proses monitoring 
b. Ballast skid 
Peralatan ini dilengkapi dengan two way valve dan laser detector, two way valve untuk mengatur mekanisme aliran digerakan oleh pneumatic sesuai perintah dari computer laser detertor berfungsi untuk mendeteksi konsentrasi minyak partikel padat untuk dikirim ke computing unit 
c. Optical / pneumatic cabinet 
Terdapat peralatan Laser generator, Photo cell, susunan valve pneumatic yang berfungsi untuk menangkap sinar untuk diubah menjadi getaran arus listrik 
d. Control box 
Menerima arus listrik dan mengubah data input untuk computing unit yaitu oil discharge dan total jumlah oil yang dibuang 
e. Control panel 
Merupakan computer unit mengakses data yang masuk dan menyajikan dalam display tentang hasil perhitungan dan data – data , serta dilengkapi keyboard untuk memasukkan data secara manual 
f. Sampling Probe 
Tempat dimana pipa hisap menembus discharge dari slop tank / tangki muat untuk pengambilan contoh air? Sampling 
g. Flow meter 
Alat untuk mengukur jumlah air yang dibuang dan dipasang pada pipa pembuangan dengan menggunakan jenis orifise serta dipasang alat pengukur tekanan 
h. Solenaide valve 
Alat untuk mengatur buka / tutup valve buangan dengan menggunakan angin dari compressor sebagai tenaga
penggerak, interlock sistem 
i. Interface cabinet 
Sebagai panel listrik, dan tempat sekering – sekering 
j. Tangki freshwater 
Penampungan air tawar sebagai pembilas pada instalasi sampling. 



5. Prinsip Pendeteksian sistem ODM 
a. Sampling Water 
Dialirkan melalui detector dideteksi sinar masuk = sinar keluar 
b. Partikel Minyak, dideteksi, sinar keluar dengan dua. Segaris dengan sinar masuk atau tidak segaris dengan sinar masuk 
c. Partikel minyak lagi dideteksi sinar keluar dari detector sama dengan sebelumnya hanya intensitasnya yang berubah 
d. Partikel padat 
Yang segaris dengan sinar masuk, yang tidak segaris, yang tidak segaris lainnya 
b. Flow rate indicating System 
1. Dasar kerja 
Sistem ini adalah aliran yang masuk pada lubang flow meter besarnya aliran ini ditentukan oleh pengukuran dari perbedaan tekanan arus masuk dan arus keluar dari orifice plate. Perbedaan tekanan ini diubah ke signal udara dari 0,2 – 1,0 kg/ec oleh d/p transmitter Signal udara ini dipancarkan ke pengubah P/E ke pengubah yang dilengkapi di control panel dalam cargo control room 
2. Differensial pressure tranmiter 
Tekanan input HP dan LP dipakai untuk mengatur diagfragma pada tekanan tinggi dan tekanan rendah. Diagfragma ini merubah ke dalam daya yang sama besar dengan daya yang dihasilkan oleh tekanan dan luas yang efektif dari diagfragma. Kekuatan ini dipancarkan pada pantulan cahaya yang mengubah celah udara antara penutup dan nozzle sehingga mengubah tekanan balik pada nozzle.
3. Pneumatic electric conventer 
Terdiri dari satu unit pengatur dan satu unit penguat, pada waktu tekanan masuk pada unit pengatur, diagfragma pengatur, proses penghubung dan elektroda yang bergerak digerakan kearah kanan menyebabkan perbedaan dalam kemampuan antara C danC2, perbedaan kemampuan ini diperiksa dengan menggunakan tekanan AC pada elektroda – elektroda yang terpasang dan mengubah ke dalam signal listrik dari 4 – 20 mA DC 
4. Prinsip Pengoperasian 
a. Central processing unit untuk memproses signal dari bahaya minyak yang dibongkar dan lain – lainny, Unit ini menerima signal dari content meter, flow rate, kecepatan kapal dan menghitung jumlah minyak yang dibuang dan jumlah keseluruhannya. 
b. Display recorsing untuk pendataan alat ini memberikan data pada saat dimulai dan dihentikan pembuangan pada waktu alarm memberikan data secara berkala pada digital printer diperlihatkan pada LED display dan LED lamp. 
c. Control selection untuk overboard valve menutup secara otomatis pada waktu data melebihi dari nilai yang ditentukan 
d. Alarm buzzer dan lampu untuk mengetahui ketidak normalan dan diteruskan pada printer 
c. Control section, recording device dan alarm (central control unit / CCU ) 
Jika flowmeter dipasang tersendiri untuk main dan striping pump, pengaturan flowmeter tersebut dengan mengatur switch flow meter yang ada pada CCU 
Recording Device pada prinsipnya adalah central proses unit untuk memproses signal dari bahaya minyak yang dibuang 
d. Overboard discharge control 
Tanda stop pembongkaran / pembuangan doberikan pada waktu alat tidak dipakai, banyaknya minyak yang dibuang, kerusakan kompenen dan lain – lain
e. Ship’s log 
Untuk mengetahui kecepatan kapal 
B. OILY WATER SEPARATOR ( OWS ) 
1. Cara kerja 
Limbah minyak yang terdapat di pompa got mengalir kedalam coarse separating chamber melalui oily water inlet pada primary coloum dan berputar – putar perlahan dalam ruangan pemutar yang mana hasilnya banyak minyak mengalir ke oil collecting chamber. Limbah minyak ini masuk ke line separating chamber pada bagian tengah bufle plate ke water collecting pipe melalui celah diantara pelat – pelat penangkapl minyak, dalam proses ini limbah minyak mengapung dan menempel pada kedua sisi dari masing – masing plat penangkap, minyak dan air sudah dipisahkan.
Air yang sudah terpisah mengalir pada lubang kecil pada water collecting pipe dan ke secondary separation coloumn dengan cara melalui tempat keluar air. Untuk minyak menempel pada pelat dari bentuk gumpalan kecil menjadi gumpalan besar dan mengapung dan mengalir ke bufle plate dan oil collecting chamber yang dideteksi oleh detector pada automatic oil level controller, jika jumlah minyak melampaui batas valve solenaide pada separated oil outlet bekerja secara aoutomatis untuk membuka sesuai dengan tanda. Dan untuk udara dibuang secara otomatis melalui air vent valve. Pemisahan di atas adalah permisahan secara gravity dengan menggunakan berat jenis minyak dan air 
2. Cara pengoperasian 
Pada pengoperasian harus dipastikan bahwa sistem pipa berada pada posisi Piping Arangement dan sambungan kabel untuk otomatis oil level controller sudah benar. Untuk hal pertama adalah pengisian air laut di separation tank, maka proses pemisahan minyak pada got berlangsung dan segera dilakukan pembuangan. 
3. Pembuangan minyak yang sudah dipisahkan 
Minyak yang sudah dipisahkan didalam separating tank terkumpul di oil collecting chambers. Di Primary separation column minyak dibuang secara otomatis dengan automatic oil level cotroller pada waktu jumlah minyak melebihi tinggi yang sudah ditentukan. Jika aotomatik tidak jalan maka dibuang secara manual. Hal yang harus diperhatikan pada waktu membuang secara manual adalah jumlah minyak tidak boleh berlebihan, pemeriksaan secara teratur dan tinggi permukaan minyak 
4. Menghentikan pengoperasian 
Jika pengoperasian sudah selesai, maka segera dilakukan pembilasan dengan air laut 10 menit untuk mencegah kwalitas dari campuran minyak yang tersisa dalam separating tank. Tutup semua valve / katub pada got pipa pembuangan 


C. INCINERATOR 
1. Pendahuluan 
Incinerator adalah tungku pembakaran, selain sebagai kelengkapan dari peralatan oily water separator ( OWS ) atau sebagai alat pencegah pencemaran diluar. Fungsi lain adalah : 
a. Untuk membakar minyak kotor berasal dari hasil pemisahan minyak dan air pada OWS
b. Membakar majun bekas, serbuk kayu, kertas d.I.I
c. Membakar minyak lumas bekas 
2. Kontruksi 
Peralatan ini terdiri dari : 
a. Ruang pembakaran 
b. Rumah pembakaran 
c. Pompa minyak 
d. Brander 
e. Penyala / pemantik 
f. Fan 
g. Safety device 
h. Control panel